Siapa
yang tak kenal dengan kopi Luwak, kopi yang saat ini berhasil mencetak
rekor sebagai kopi termahal di dunia? Kopi ini adalah asli buatan
Indonesia yang sudah terkenal dengan rasanya yang sangat nikmat. Kopi
ini banyak dihasilkan di Pulau Sumatera.
Pada
tanggal 10 Oktober 2012 PT. Astra Daihatsu Motor punya gawe yang patut
kita beri apresiasi. Dengan menggunakan 3 unit mobil produk teranyarnya
yaitu Daihatsu Terios TX-AT (2 unit) dengan transmisi otomatik dan
Terios MT (1 unit) dengan transmisi manual melakukan petualangan
sepanjang Pulau Sumatera.
Terus apa hubungannya dengan kopi Luwak?
Menggunakan
tagline Terios 7-Wonders Sumatera Coffe Paradise, ketiga unit mobil ini
melakukan petualangan untuk merangkum keindahan Pulau Sumatera dan
kekayaan alamnya. Dengan rentang perjalanan sejauh tidak kurang dari
3.300km, misi utama petualangan ini untuk membuka mata dunia akan
kekayaan alam dan budaya berupa 7 spot produsen kopi sepanjang Pulau
Sumatera dari Lampung hingga Sabang.
Selain
itu misi petualangan ini merupakan bentuk uji performa Daihatsu Terios
dengan beragam medan jalan yang memang sesuai dengan peruntukan Daihatsu
Terios sebagai SUV sejati.
Berhasilkah
3 unit Daihatsu Terios mobil Sahabat Petualang ini menjelajahi
sepanjang Pulau Sumatera sambil mendekati 7 titik produsen kopi?
Penasaran kan?
Sebelumnya simak dulu apa Terios 7-Wonders itu di bawah ini:
- The Only 7-Seater SUV.
- Easy Access Entertainment, audio steering switch.
- Tough Style, macho styling.
- City Cruiser, high ground clearance.
- Easy Handling, electric power steering.
- Optimal Comfort, comfort suspension.
- Excelent Strenght, reliable engine 1.5 DOHC VVT-I.
Artinya dalam perjalanan SUV 7-Seater Terios, akan teruji ketangguhannya di
medan yang menyuguhkan karakter jalan yang bervariasi. Namun berkat
ground clereance yang tinggi disertai dengan performa mesin 3SZ-VE DOHC
VVT-I 1.495cc, kenyamanan berkendarapun dapat diraih. Begitu pula dengan
kenyamanan didalam kabin. Steering wheels with audio switch, menjadi
salah satu fitur penunjang kenyamanan selama berkendara.
Inilah uji ketangguhan Terios 7-Wonders Sumatera Coffee Paradise.
Tepat pukul 23.00 wib setelah dilepas di VLC Jakarta, tim Terios 7-Wonders menuju penyeberangan Merak-Bakauheni. Dengan menggunakan kapal feri tim Terios 7-Wonders menyeberang ke Pulau Sumatera yang memakan waktu selama 3 jam.
Setelah tiba diujung pulau Sumatera, inilah saat yang tepat untuk menguji kecepatan Daihatsu Terios di jalan yang mulus. Tim Terios 7-Wonders berhasil mendapatkan kecepatan maksimal 120km/jam. Ini dilakukan ketika menuju kota Lampung saat fajar menyingsing.
Setelah tiba di kota Lampung, perjalanan dilanjutkan menuju kota Liwa yang merupakan wilayah pegunungan ditempuh melalui kawasan Bukit Kemuning.
Saat menguji Daihatsu Terios dengan ragam jalan yang didominasi oleh tikungan pendek disertai oleh tanjakan terjal, pengemudi dari tim Terios 7-Wonders terpaksa mengeluarkan skill dalam hal perpindahan transmisi. Untunglah Daihatsu Terios ini mudah dikendalikan dan memang sangat cocok dengan medan tersebut. Setelah melakukan beberapa kali shifter matik Terios AT berpindah dari D-3 ke 2, sementara untuk yang manual dari 4 ke 3, tim Terios 7-Wonders tiba di kota Liwa tepat pukul 17.00 WIB dengan total perjalanan yang ditempuh dari Jakarta sejauh 567km. Selanjutnya perjalanan dilanjutkan menuju Danau Ranau sejauh 25km.
Uji ketangguhan Daihatsu Terios selanjutnya adalah menuju kota Lahat dengan jarak tempuh dari Danau Ranau hingga kota Lahat sejauh 309,4km. Tim Terios 7-Wonders tiba pukul 20.00 WIB dan disambut langsung oleh orang nomor satu di Lahat.
Dari kota Lahat perjalanan tim Terios 7-Wonders dilanjutkan menuju kota Pagaralam. Jalanan
menuju kota Pagaralam agak sedikit bergelombang. Sekitar 20 menit
keluar dari kota Lahat jalanan mulai berkelok-kelok. Memasuki perbatasan
kota Pagaralam, kelokan jalanannya disertai dengan tanjakan terjal.
Kembali skill dari para pengemudi dari tim Terios 7-Wonders diuji.
Untuk
mengatasi handycap ini, shifter matik Terios pun berpindah-pindah.
Ketika tanjakan lumayan terjal agar akselerasi tetap terjaga posisi
shifter bergeser ke L. Begitu sudah agak landai bergeser lagi ke 2 , D-3
dan juga D. Walaupun penuh dengan penumpang dan barang bawaan, ternyata
ketiga Terios yang terdiri dari 2 tipe matik dan 1 manual berhasil
mengatasi tantangan jalanan ini.
Setelah tiba di kota Pagaralam, tim Terios 7-Wonders melanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Empat Lawang (Tebing Tinggi) dengan jarak tempuh via desa Jarai – Pendopo sejauh kurang lebih 121,1km.
Dari Desa Talang Padang, tim Terios 7-Wonders bergerak menuju ke Curup – salah satu sentra penghasil kopi di daerah Bengkulu melalui Kepahiang.
Walaupun jalanan berkelok-kelok naik dan turun, mesin
berkapasitas 1.500 cc yang membekali Terios ternyata masih cukup andal.
Pun demikian dengan suspensinya. Beberapa kali Terios kejeblos di
lubang jalan, namun tak ada masalah berarti. Akselerasi di tanjakan
maupun ketika menyalip kendaraan di depannya baik yang memakai girboks
matik maupun manual tetap terasa bertenaga.
Lagi-lagi skill para pengemudi tim Terios 7-Wonders diuji.
Pengemudi
tak segan-segan memindahkan tuas dari D ke D-3 maupun 2. Bahkan di
tanjakan yang terjal agar tak ngempos tenaganya perlu dipindah lagi ke
posisi L. Dan akhirnya setelah berjuang melewati tanjakan dan kelok-kelokan yang terus mewarnai sepanjang jalan sebelum tim 7 Wonders memasuki kota Bengkulu, tim Terios 7-Wonders tiba di Bengkulu pukul 18.30 WIB.
Selepas dari Bengkulu, perjalanan dari tim Terios 7-Wonders dilanjutkan menuju Bukittinggi melalui Muko-Muko Padang dengan jarak tempuh sejauh 617km.
Saat menjajal jalanan di jalur pantai barat trans Sumatera, dengan tikungan-tikungan yang lebih tajam. Sementara karakter tanjakan dan turunannya kurang lebih sama dengan jalur sebelumnya. Perfoma 3 Terios ternyata masih tetap mantap. Walaupun “disiksa” untuk melahap rute yang dilalui, semua berhasil diatasi dengan sempurna.
Tiba di desa Madailing Natal, tim Terios 7-Wonders melakukan eksplorasi menuju desa-desa pedalaman.
Uji ketangguhan 3 Daihatsu Terios dimulai. Ketika masuk menuju desa paling ujung, jalan
aspal sudah habis dan berganti jalanan makadam dan tanah. Ground
clearence Terios teruji dan tak mudah mentok. Sementara performa girboks
matik dan juga mesin 1.500 vvti ok juga. Dipaksa main off-road ternyata
oke banget. Kalau ada versi 4x4-nya pasti tetap laku.
Perjalanan selanjutnya adalah rute Mandailing Natal - Medan dengan jarak tempuh sejauh sekitar 764km.
Setelah tiba di kota Medan, ke-3 Terios dilakukan pengecekan total. Sampai di sini ternyata sudah terbukti ketangguhan dari Daihatsu Terios, ternyata menurut mekanik kondisi semua Terios dalam keadaan baik. Hanya saja ada sedikit perbaikan bagian moncong depan kiri salah satu Terios yang penyok akibat menyenggol semak belukar.
Sampai di sini perjalanan tim Terios 7-Wonders tinggal etape yang terakhir yaitu Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam menuju Langsa sejauh kurang lebih 200km dari kota Medan.
Tiba di Langsa, perjalanan dilanjutkan ke kota Takengon dan dilanjutkan lagi menuju Banda Aceh.
Dari Banda Aceh, tim Terios 7-Wonders menuju pelabuhan ferry Ulee Lheue. Sampai di pelabuhan ferry Balohan – Sabang sekitar pukul 11 siang.
Akhirnya tiga unit Daihatsu Terios (2 matik dan 1 manual) berhasil mencapai titik “Nol” kilometer di ujung pulau Weh, Provinsi Aceh Nanggroe Darussalam pada pukul 12.48 WIB.
Perjalanan
yang penuh pengalaman menarik dan uji ketangguhan Daihatsu Terios selama 15 hari yang dimulai dari VLC
Sunter Jakarta dengan total jarak 3.657km berakhir sudah.
Banyak yang didapat dari perjalanan mobil Sahabat Petualang ini. Selain menikmati keindahan alam sepanjang perjalanan dan nitmatnya kopi Luwak, tim Terios 7-Wonders juga menemui hal-hal yang sedikit unik.
Ketika menuju kota Pagaralam dan menuju lokasi penginapan di kaki gunung Dempo, tim Terios 7-Wonders di jalan disetop beberapa anak kecil. Anak itu bilang,"satu mobil Rp 10 ribu Bang". Ketika tim Terios 7-Wonders minta karcis tanda masuk, dengan yakin anak kecil itu menunjukan segepok karcis yang ada tulisan Pemerintah Kota Pagaralam Retribusi Kawasan Wisata dan Olah Raga. Karcis itu tertera angka Rp 1.500. Anak-anak kecil ini sepertinya ada yang mengorgansir. Karena di dekat portal ala kadarnya ada beberapa orang dewasa yang duduk-duduk mengawasi.
Juga kejadian yang sama ketika memasuki kawasan Wisata Danau Ranau – Liwa. Satu mobil dikenai Rp 20.000. Tapi bukti tanda masuk yang diberikan hanya 2 lembar karcis mobil senilai total Rp 10.000 dan juga 3 lembar karcis untuk pengunjung senilai total Rp 6.000. Jadi masih ada kelebihan uang Rp 60.000 – Rp 16.000 = Rp 44.000.
Sungguh menyedihkan ya, korupsi sudah sedemikian merasuknya di negeri ini. Kalau begini bagaimana dunia pariwisata Sumatera bisa maju?
Dan yang paling penting dari petualangan ini adalah tim Terios 7-Wonders bisa lebih dekat dengan para produsen kopi yang sudah terkenal yang ada di Sumatera. Jadi lebih tahu tentang kopi Luwak yang sudah terkenal di mancanegara sebagai kopi paling nikmat dan termahal di dunia.
Cerita kopi Luwak Kenapa Sampai Mahal Harganya.
Dari perjalanan mobil Sahabat Petualang, jadi tahu kenapa kopi Luwak yang begitu nitmat ini bisa berharga mahal. Harga per-kilonya berkisar antara Rp.400 ribuan sampai jutaaan rupiah.
Ini dikarenakan proses pembuatannya yang begitu rumit.
Pada saat musim panen antara bulan ke-2 sampai bulan ke-6, para petani kopi memasang perangkap untuk menangkap musang. Ada 2 jenis musang yang biasanya ditangkap, yaitu Musang Bulan dengan ciri khas ujung ekornya berwarna putih (lebih agresif dan susah jinak) dengan bulu berwarna kecoklatan serta Musang Pandan yang bulunya berwarna kehitaman.
Dari kedua jenis musang ini bisa menghasilkan dua jenis kopi dengan aroma yang berbeda. Aroma wangi khas yang dikeluarkan Musang Pandan ternyata menghasilkan kopi yang lebih nikmat dari Musang Bulan sehingga kopi Musang Pandan memiliki penggemar yang lumayan banyak.
Biasanya sesudah dipetik biji kopi disortir dulu. Pertama-tama dicari yang warnanya merah rata dan bentuknya bulat. Kemudian direndam di ember berisi air. Biji yang terapung disortir. Yang tenggelam dikumpulkan untuk diberikan pada Musang Luwak. Musang Luwak ini nanti hanya memilih biji kopi yang terbaik untuk makanannya.
Biji kopi yang dimakan ini selanjutnya terfermentasi dan keluar jadi kotoran berwujud biji kopi, hanya kopi terbaik saja yang dimakan Luwak. Kotoran ini dikumpulkan dan dipisahkan agar tak lagi berbentuk gumpalan. Setelah itu baru dijemur hingga kering. Barulah biji kopi yang sudah bersih dan kering dibawa ke pabrik pengolahan kopi. Jadilah kopi Luwak yang rasanya nikmat dan mahal harganya.
Hmmm..jadi penasaran juga, ingin nyicipi bagaimana nikmatnya rasa kopi Luwak asli dari Sumatera yang harganya sangat mahal ini bersama mobil Sahabat Petualang.
Dari perjalanan mobil Sahabat Petualang, jadi tahu kenapa kopi Luwak yang begitu nitmat ini bisa berharga mahal. Harga per-kilonya berkisar antara Rp.400 ribuan sampai jutaaan rupiah.
Ini dikarenakan proses pembuatannya yang begitu rumit.
Pada saat musim panen antara bulan ke-2 sampai bulan ke-6, para petani kopi memasang perangkap untuk menangkap musang. Ada 2 jenis musang yang biasanya ditangkap, yaitu Musang Bulan dengan ciri khas ujung ekornya berwarna putih (lebih agresif dan susah jinak) dengan bulu berwarna kecoklatan serta Musang Pandan yang bulunya berwarna kehitaman.
Dari kedua jenis musang ini bisa menghasilkan dua jenis kopi dengan aroma yang berbeda. Aroma wangi khas yang dikeluarkan Musang Pandan ternyata menghasilkan kopi yang lebih nikmat dari Musang Bulan sehingga kopi Musang Pandan memiliki penggemar yang lumayan banyak.
Biasanya sesudah dipetik biji kopi disortir dulu. Pertama-tama dicari yang warnanya merah rata dan bentuknya bulat. Kemudian direndam di ember berisi air. Biji yang terapung disortir. Yang tenggelam dikumpulkan untuk diberikan pada Musang Luwak. Musang Luwak ini nanti hanya memilih biji kopi yang terbaik untuk makanannya.
Biji kopi yang dimakan ini selanjutnya terfermentasi dan keluar jadi kotoran berwujud biji kopi, hanya kopi terbaik saja yang dimakan Luwak. Kotoran ini dikumpulkan dan dipisahkan agar tak lagi berbentuk gumpalan. Setelah itu baru dijemur hingga kering. Barulah biji kopi yang sudah bersih dan kering dibawa ke pabrik pengolahan kopi. Jadilah kopi Luwak yang rasanya nikmat dan mahal harganya.
Hmmm..jadi penasaran juga, ingin nyicipi bagaimana nikmatnya rasa kopi Luwak asli dari Sumatera yang harganya sangat mahal ini bersama mobil Sahabat Petualang.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar
Silahkan komen apa aja yang penting sopan dan jangan meninggalkan link apapun di dalam komentar anda. Terimakasih.