Aku dan Ayahbunda Mengatur Masalah Keuangan

Diposting oleh inonugo on Kamis, 25 Oktober 2012

Urusan uang tak hanya sensitif bagi suami dan istri, tapi juga rumit dan ini merupakan salah satu cikal bakal pertengkaran klasik. Pembicaraan mengenai uang sama tabunya dengan pembicaraan mengenai seks, makanya tak heran jika sebagian istri enggan membicarakan masalah keuangan ini secara terbuka kepada suaminya. Tak mengherankan jika seperempat hingga sepertiga masalah dalam kehidupan berumah tangga bersumber dari masalah keuangan.

Aku dan Ayahbunda Mengatur Masalah Keuangan
Itulah sepenggal tulisan yang saya rangkum dari sebuah artikel yang ada di website Ayahbunda. Mungkin anda sudah tidak asing lagi dengan Ayahbunda versi majalahnya. Dari kedua media ini, kita sebagai pasangan suami-istri atau yang masih berstatus calon suami-istri, bisa mendapatkan banyak informasi yang sangat penting dalam urusan berumah tangga. Seperti yang sedang saya baca melalui media website-nya ayahbunda.co.id ini.

Selanjutnya dalam artikel ini dijelaskan, ternyata ada beberapa cara yang patut dicoba agar masalah keuangan tidak menjadi konflik berkepanjangan dari pasangan suami-istri, diantaranya:
  • Mencoba saling terbuka.
  • Menghargai privacy masing-masing.
  • Menentukan tujuan bersama.
  • Temukan arti uang bagi pasangan.
  • Merasakan apa yang dirasakan pasangan.
  • Adil dalam berbagi.
  • Menanyakan pada ahli.

Dalam website Ayahbunda, di artikel yang membahas tentang masalah keuangan rumah tangga, dikupas mulai dari pasangan suami-istri merencanakan kehamilan, saat-saat masa kehamilan, saat bayi sudah lahir sampai bagaimana mengatur keuangan dalam keluarga.

Apa yang dijelaskan dalam artikel tentang keuangan tersebut bagi saya memang sangat menarik sekali. Misalnya, saat pasangan suami-istri merencanakan kehamilan, ternyata perhatian terhadap kebutuhan keuangan saat masa kehamilan sampai merawat bayi yang telah lahir harus benar-benar direncanakan secara matang.

Andaikata kita belum ada persiapan sama-sekali, kita dihadapkan dengan pilihan yang sangat ekstrim yaitu menjual aset-aset yang kita punya. Barang-barang atau gadget kesayangan kita seperti handphone, laptop terpaksa harus kita relakan untuk dijual sebagai persiapan dana. Memangkas dana lifestyle juga terpaksa harus kita lakukan.

Persiapan keuangan saat merencanakan kehamilan bisa dihitung secara rinci, yaitu:
  • Biaya pemeriksaan rutin, mulai dari bidan, dokter umum hingga dokter spesialis kandungan. Termasuk pula berapa kali biasanya calon ibu harus memeriksakan kehamilannya.
  • Biaya melahirkan secara normal (secara bertahap meliputi biaya persalinan di rumah bersalin hingga rumah sakit, serta biaya penolong persalinan mulai dari bidan hingga dokter bersalin).
  • Biaya melahirkan secara caesar, bila persalinan normal tidak mungkin dilakukan (sesuai kelas masing-masing rumah sakit).
  • Biaya-biaya yang dibutuhkan untuk merawat dan kebutuhan bayi.
Saat  terjadi pembengkaan dalam pengeluaran jangan kaget dan kita memang harus siap. Rasanya gaji yang kita terima hanya numpang lewat. Kebutuhan dasar bayi memang menyita anggaran cukup banyak antara lain belanja popok, pakaian dan perlengkapan kamar bayi yang sebaiknya dibeli dalam keadaan baru (demi keamanan), seperti stroller dan tempat tidur atau boks bayi.
Bahkan kita tak jarang dihadapkan dengan pilihan untuk berhenti bekerja bagi istri agar bisa mengasuh dan merawat bayi yang telah dilahirkan. Maka dengan keadaan tersebut sumber keuangan yang mengalir hanya berasal dari satu orang.
Berikut ini pos-pos pengeluaran wajib setelah bayi lahir:
  • Konsultasi rutin tiap bulan ke dokter kandungan.
  • Vitamin dan susu khusus ibu hamil.
  • Baju, celana dan popok bayi.
  • Kosmetik bayi, semisal bedak dan minyak telon.
  • Perlengkapan mandi bayi, semisal sampo, sabun, tempat mandi bayi, dan handuk.
  • Boks bayi dan perlengkapan tidur.
  • Biaya melahirkan dan rawat inap.
  • Biaya konsultasi ke dokter anak.
Di website Ayahbunda juga dijelaskan tentang pengaturan dana atau keuangan saat anak-anak memasuki dunia pendidikan. 

Disebutkan bahwa, idealnya dana pendidikan anak sudah direncanakan sejak pasangan suami-istri berencana punya anak. Karena berdasarkan realita yang ada, biaya pendidikan semakin menjulang setiap tahunnya. apalagi bila berencana menyekolahkan anakdi sekolah yang kurikulum dan fasilitasnya "plus", berstandar internasional, lalu melanjutkan kuliah ke luar negeri

Berikut biaya-biaya yang harus diperhitungkan:
  • Uang pangkal. Dibayarkan hanya sekali saat anak masuk suatu tahapan pendidikan, misalnya TK, SD, SMP, SMA. Meski hanya dibayarkan satu kali, tapi dana yang dikeluarkan cukup besar. Bisa belasan sampai puluhan juta, bahkan mencapai ratusan juta bila Anda menghitung uang pangkal di fakultas kedokteran saat si kecil kuliah kelak.
  • Uang SPP . Dibayarkan rutin setiap bulan atau setiap semester selama anak bersekolah. Biaya yang dikeluarkan mulai ratusan ribu rupiah hingga jutaan. 
  • Biaya pendukung. Biaya sehari-hari untuk mendukung kegiatan sekolah anak, seperti membeli buku, seragam, termasuk uang saku. Besarnya anggaran berubah-ubah setiap bulannya, tergantung kebutuhan.
  • Biaya ekstra kulikuler. Untuk membiayai aneka kegiatan anak di luar pendidikan formalnya. Misalnya, membayar kursus bahasa asing, menari, ikut karya wisata sekolah, dan lain-lain.


Dalam mengelola keuangan keluarga, di artikelnya website Ayahbunda memberikan beberapa cara sederhana yang bisa kita lakukan, yaitu: 
  • Pahami portofolio keuangan keluarga anda. Jangan sampai Anda tak tahu isi tabungan, jumlah tagihan listrik, telepon, servis mobil, belanja, biaya periksa dokter dan lainnya. Anda harus tahu berapa hutang kartu kredit, pinjaman bank atau cicilan rumah dan mobil.
  • Susun rencana keuangan atau anggaran. Rencana keuangan yang realistis membantu Anda bersikap obyektif soal pengeluaran yang berlebihan. Tak perlu terlalu ideal, sehingga lupa kebutuhan diri sendiri. Tak ada salahnya memasukkan kebutuhan pergi ke salon, spa atau clubbing. Yang penting, anggarkan jumlah yang realistis dan Anda pun harus patuh dengan anggaran tersebut.
  • Pikirkan lebih seksama pengertian antara “butuh” dan “ingin”. Tak jarang kita membelanjakan uang untuk hal yang tak terlalu penting atau hanya didorong keinginan, bukan kebutuhan. Buatlah daftar berupa tabel yang terdiri dari kolom untuk item belanja, kebutuhan dan keinginan. Setelah mengisi kolom item belanja, isilah kolom “kebutuhan” dan “keinginan” dengan tanda cek (V). Dari sini pertimbangkan dengan lebih matang, benda atau hal yang perlu Anda beli/penuhi atau tidak. 
  • Hindari hutang. Godaan untuk hidup konsumtif semakin besar. Tapi bukan berarti dengan mudah Anda membeli berbagai benda secara kredit. Tumbuhkan kebiasaan keuangan yang sehat dimulai dari yang sederhana, seperti tak memiliki hutang konsumtif. 
  • Meminimalkan belanja konsumtif. Bertemu teman lama untuk bertukar pikiran di kafe terkadang memang perlu, tapi tak berarti Anda harus melakukannya di setiap Jumat sore. Anda bisa gunakan pengeluaran ini untuk menabung atau memenuhi kebutuhan lain. 
  • Tetapkan tujuan atau cita-cita finansial. Susun target keuangan yang ingin Anda raih secara berkala, bersama pasangan. Tetapkan tujuan spesifik, realistis, terukur dan dalam kurun waktu tertentu. Tujuan ini membantu Anda lebih fokus merancang keuangan. Misalnya, bercita-cita punya dana pendidikan prasekolah berstandar internasional dan sebagainya.
  • Menabung, menabung, menabung. Ubah kebiasaan dan pola pikir. Segera setelah menerima gaji, sisihkan untuk tabungan dalam jumlah yang telah Anda rencanakan sesuai tujuan atau cita-cita finansial keluarga Anda. Sebaiknya, Anda memiliki rekening terpisah untuk tabungan dan kebutuhan sehari-hari.
  • Berinvestasilah! Tentu Anda tak akan puas dengan hanya menunggu tabungan membumbung. Padahal cita-cita Anda untuk keluarga “selangit”. Inilah saat yang tepat untuk juga memikirkan investasi. Kini bentuknya macam-macam. Takut akan risiko investasi?! Tak perlu khawatir, Anda hanya perlu belajar pada ahlinya. Konsultasikan keuangan Anda dengan ahli keuangan yang handal!
   
Ini memang pengalaman yang menyenangkan saat saya mengunjungi website Ayahbunda. Artikel-artikel yang disajikan memang sangat menarik untuk dibaca. Ulasannya sangat padat dan begitu singkat namun jelas dan terperinci. Seperti yang ada dalam artikel ini http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Keuangan/Keluarga/cara.sederhana.mengelola.keuangan.keluarga/001/004/7/3


Aku dan Ayahbunda Mengatur Masalah Keuangan

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar

Silahkan komen apa aja yang penting sopan dan jangan meninggalkan link apapun di dalam komentar anda. Terimakasih.

Suka artikel ini?