POCARI SWEAT diantara keringat dan cairan infus

Diposting oleh inonugo on Minggu, 08 Mei 2011

POCARI SWEAT diantara keringat dan cairan infus
     Mungkin kita tidak pernah menyangka bagaimana asal mula minuman Pocari Sweat diciptakan. Bagaimana sebuah ide yang brilian muncul dari seorang peneliti dan keyakinan seorang Presiden Direktur Otsuka Pharmaceutical serta keputusannya yang nyaris membahayakan perusahaannya namun hasilnya sangat luar biasa. Bagaimana melihat peluang pasar sehingga penjualan sebuah produk baru bisa diterima di masyarakat. Banyak kejadian disekitar kita yang bisa memberikan kontribusi atas ide-ide akan terciptanya sebuah produk dan peluang bisnis.


     Cerita sukses Pocari Sweat bermula pada tahun 1973 http://youtu.be/25wmADMQUg8 , dimana pada waktu itu Pabrik Otsuka Pharmaceutical di Tokoshima Jepang dipimpin kepala pabrik Akihiko Otsuka berusia 35 tahun yang merupakan cucu dari pendiri Otsuka Group. Pada masa itu terkenal dengan produk obat oles Oronine H dan minuman Oronamin C. Seorang peneliti bernama Rokuro Harima yang saat itu berusia 44 tahun dan menjabat sebagai Penanggungjawab Pengembangan Minuman juga dijuluki sebagai ahli rasa mengungkapkan sebuah ide kepada Akihiko Otsuka. Rokuro Harima menunjukkan sebuah cairan infus produk dari Otsuka Pharmaceutical sebagai produk peringkat pertama dalam negeri kepada Akihiko Otsuka dan mengatakan bagaimana kalau cairan infus dijadikan minuman. Ide ini didapat berdasarkan pengalaman Rokuro Harima waktu berada di Mexico untuk survey buah-buahan tropis dalam rangka pengembangan minuman baru. Di Mexico Rokuro Harima mengalami sakit diare parah karena situasi pengadaan air yang cukup buruk dan harus diopname di rumah sakit dengan fasilitas medis yang terbatas karena tidak ada fasilitas infus. Dalam proses perawatan Rokuro Harima terpaksa harus minum air soda sebagai pengganti air putih waktu minum obatnya. Dalam proses perawatan secara tak sengaja Rokuro Harima melihat seorang dokter keluar dari ruang operasi sedang minum cairan infus setelah melakukan operasi berjam-jam guna mengganti cairan tubuh yang hilang. Dari pengalaman inilah akhirnya Rokuro Harima bertekat mengembangkan cairan infus sebagai produk yang layak diminum. Namun saat itu Akihiko Otsuka menolak ide Rokuro Harima dan mengatakan saat ini belum waktunya.

     Tiga tahun kemudian (1976) Akihiko Otsuka menjadi Presiden Direktur yang ke-3 pada usia 38 tahun http://youtu.be/i9zKQRnx0v0 . Akihiko Otsuka masih ingat ide yang pernah disampaikan oleh si ahli rasa Rokuro Harima, maka dipanggilah Rokuro Harima untuk menghadap Akihiko Otsuka. Rokuro Harima kini tidak sendirian, dia mempunyai bawahan yang bernama Akihisa Takaichi 33 tahun sebagai peneliti. Kemudian Akihiko Otsuka menyampaikan maksudnya bahwa ide untuk membuat cairan infus dijadikan minuman bisa dilaksanakan. Akihiko Otsuka melihat bahwa saat itu pada tahun 1976, olah raga jogging sedang menjadi trend di masyarakat, kepedulian terhadap kesehatan semakin meningkat. Akihiko Otsuka berkeinginan agar Rokuro Harima menciptakan sebuah minuman kesehatan dimana minuman tersebut mempunyai komposisi yang sama dengan keringat sehingga bisa menambah elektrolit. Kemudian Akihiko Otsuka menyampaikan konsep rasa dari minuman kesehatan itu yaitu rasa yang tidak membosankan, walaupun diminum setiap hari harus enak ditenggorokan. ENAK DI TENGGOROKAN ya inilah konsep rasa yang jadi pemikiran Rokuro Harima. Namun Rokuro Harima menyerahkan pengembangan minuman kesehatan ini kepada bawahannya Akihisa Takaichi. Maka mulailah Akihisa Takaichi dengan penelitiannya, mula-mula Akihisa Takaichi mendatangi tempat Sauna. Akihisa Takaichi ingin memahami keringat itu apa. Di tempat sauna Akihisa Takaichi mengumpulkan keringatnya yang keluar ke dalam gelas dan sekali-kali merasakannya. Hari berikutnya Akihisa Takaichi jalan-jalan di sekitar pabrik, dikumpulkannya keringat yang keluar dari dalam tubuhnya ke dalam gelas. Akihisa Takaichi kemudian menganalisa kedua sampel yang diambil dari sauna dan berjalan-jalan, akhirnya didapat hasil bahwa sampel keringat di sauna mempunyai kadar ion natrium atau kadar garam yang lebih tinggi dibandingkan dengan keringat berjalan-jalan sebagai sebab asinnya keringat. Akhirnya Akihisa Takaichi mengambil kesimpulan bahwa saat orang sedang beraktifitas tinggi maka keringat yang keluar mengandung kadar garam yang tinggi, sedangkan saat orang sedang beraktifitas sehari-hari kadar garam dalam keringat rendah. Maka Akihisa Takaichi memulai penelitian minuman pengganti cairan tubuh sehari-hari dengan acuan sampel keringat berjalan-jalan. Hasil uji coba pertama Akihisa Takaichi nampaknya kurang berkenan setelah dicoba oleh si ahli rasa Rokuro Harima karena rasanya pahit. Ternyata Akihisa Takaichi melupakan konsep rasa bahwa minuman ini enak di tenggorokan sebagai minuman ringan dan bukan obat.

     Masalah minuman kesehatan tampaknya menjadi pemikiran yang berat bagi Akihisa Takaichi, siang dan malam hingga hari libur tak lepas dari penelitin Akihisa Takaichi http://youtu.be/4G7Co08VX18 . Kemudian Akihisa Takaichi menemukan ide untuk menambah pemanis alami untuk menghilangkan rasa pahit dalam minuman tersebut. Lagi-lagi sang ahli rasa menolak hasil penelitian dari Akihisa Takaichi, Rokuro Harima mengatakan kita bukan membuat minuman juice melainkan minuman kesehatan karena rasanya terlalu manis. Kadar gula dalam minuman kesehatan harus dibawah 10%. Namun sebenarnya Akihisa Takaichi tidaklah salah, karena pada masa itu minuman ringan banyak yang mengandung gula diatas 12% dan minuman yang laris adalah minuman yang manis. Tiga tahun berlalu, penelitian Akihisa Takaichi mengalami maju mundur, telah 1000 jenis minuman Akihisa Takaichi melakukan uji coba. Tepat pada bulan Mei tahun 1979 Presiden Direktur Otsuka Pharmaceutical Akihiko Otsuka melakukan uji coba minuman hasil penelitian Akihisa Takaichi, namun hasilnya tetap belum memuaskan, masih tetap terasa pahit. Sementara itu pada waktu yang bersamaan datanglah seorang karyawan agar Presiden Direktur Akihiko Otsuka mencoba minuman serbuk instan rasa jeruk yang sedang dikembangkannya, namun hasilnya juga belum sempurna. Kemudian Presiden Direktur Akihiko Otsuka mencampurkan kedua minuman yang belum sempurna tersebut dan hasilnya minuman hasil penelitian Akihisa Takaichi jadi hilang rasa pahitnya. Ternyata rasa pahit yang khas dari jeruk bisa menghilangkan rasa pahit dari minuman hasil penelitian Akihisa Takaichi. Berkat apa yang dilakukan Presiden Direktur Akihiko Otsuka yang tak terduga, pengembangan minuman kesehatan maju satu langkah. Sejak saat itu Akihisa Takaichi melakukan perburuan jenis jeruk yang bisa menghilangkan rasa pahit dari minuman hasil penelitiannya dengan membeli beberapa jenis jeruk, karena tidak semua jenis jeruk bisa menghilangkan rasa pahit. Akhirnya Akihisa Takaichi menemukan jenis jeruk yang mempunyai efek luar biasa untuk bisa menutupi rasa pahit dan jenis jeruk inilah hingga sampai sekarang menjadi rahasia Otsuka Pharmaceutical. Akihisa Takaichi semakin mendalami penelitiannya hingga akhirnya berhasil membuat minuman dengan kadar gula dibawah 10%. Untuk tahap akhir uji coba Akihisa Takaichi menguji coba minuman hasil penelitiannya dengan kadar gula 7,0% dan 6,2% kepada si ahli rasa Rokuro Harima dan semua peneliti-peneliti lain agar memperoleh hasil yang obyektif. Hasilnya, tanggapan dari para peneliti bahwa minuman dengan kadar gula 7,0% lebih enak, namun nampaknya Rokuro Harima kurang setuju dengan pendapat dari para peneliti. Rokuro Harima mempunyai sebuah ide, pada suatu waktu diajaklah para peneliti untuk mendaki sebuah gunung, tak lupa Rokuro Harima membawa bekal dua jenis minuman hasil penelitian Akihisa Takaichi. Setelah sampai di atas gunung, Rokuro Harima menyuruh para peneliti mencoba dua jenis minuman yang dibawanya. Dan hasilnya menurut para peneliti, minuman dengan kadar gula 7,0% kini terasa sedikit kemanisan, sedangkan minuman dengan kadar gula 6,2% terasa lebih enak. Menurut penjelasan si ahli rasa Rokuro Harima, saat berkeringat minuman dengan kadar gula sedikit, terasa segar dan lebih enak, karena ini minuman kesehatan makanya harus terasa enak waktu beraktifitas. Akhirnya minuman dengan kadar gula 6,2% diuji coba oleh Presiden Direktur Akihiko Otsuka dan setuju dengan rasa tersebut. Kelihatannya para Direksi Otsuka Pharmaceutical kebanyakan menolak minuman tersebut saat diadakan pertemuan dan pengenalan sebelum proses produksi dan penjualan minuman kesehatan. Namun karena yakin akan kepekaan rasa dirinya dan Rokuro Harima, akhirnya Presiden Direktur Akihiko Otsuka memutuskan untuk menjual minuman kesehatan dan diberi nama POCARI SWEAT yang mengandung arti POCARI berarti menyegarkan dan SWEAT yang berarti keringat dalam bahasa Inggris.

     Tahun 1980 pada bulan April penjualan POCARI SWEAT dimulai. Tahap awal penjualan terjadi banyak penolakan dari para toko pengecer, mereka merasakan minuman POCARI SWEAT terasa tanggung, manis tidak, asin juga tidak. Namun perjuangan dari para tim marketing tidak pantang menyerah, dibukalah kios dalam setiap ada event dan dijual dengan harga 100 Yen atau sekitar Rp.10.000,- . Disini reaksi konsumen sangatlah buruk seperti yang telah diperkirakan oleh para direksi, mereka tampak marah dan menghina minuman POCARI SWEAT, bahkan ada yang sampai menyiramkan ke muka dari salah satu staff marketing http://youtu.be/LwC94YUlLoE . Apa keputusan dari Presiden Direktur Akihiko Otsuka melihat kejadian ini? Presiden Direktur Akihiko Otsuka membuat keputusan yang sangat mengagetkan, menyuruh para tim marketing agar POCARI SWEAT dibagikan secara GRATIS dengan jumlah yang tak terbatas agar diminum banyak orang. Keunggulan POCARI SWEAT tidak akan terasa kalau tidak diminum berulang-ulang walaupun pada awal tidak bisa dijual adalah wajar yang paling penting adalah mensosialisasikan konsep produk secara tepat daripada menjual produk, nantinya konsumen akan tahu keunggulan dari POCARI SWEAT, penjualan akan meningkat belakangan, demikian tekat Presiden Direktur Akihiko Otsuka dan petuahnya terhadap para tim marketingnya.

     POCARI SWEAT terasa paling enak saat berkeringat. Para staff marketing saling mengajukan idenya dimana tempat paling tepat untuk membagikan POCARI SWEAT secara GRATIS http://youtu.be/g7TaKqt90Lw .Sejak saat itulah terjadi pembagian POCARI SWEAT GRATIS secara besar-besaran di seluruh Jepang. Kepala tim marketing Jiro Tanaka menuju ke lapangan Baseball, di sana Jiro Tanaka mengumpulkan anak-anak yang sedang bermain Baseball dan membagikan POCARI SWEAT secara GRATIS. Tanggapan dari para anak-anak sungguh mengejutkan, mereka merasakan dan mengatakan POCARI SWEAT terasa enak, tidak biasa dan langsung bisa diteguk. Para staff marketing lainnya membagikan POCARI SWEAT ditempat lain, kepada orang yang habis mandi sauna atau kepada seorang yang berjalan sedang berkeringat dan tampak kehausan. Sukses! Kini POCARI SWEAT banyak dikenal orang, tapi apa akibatnya bagi perusahaan? Saat diadakan pertemuan antara tim marketing, Presiden Direktur Akihiko Otsuka dan staff keuangan ternyata jumlah POCARI SWEAT yang telah dibagikan GRATIS telah mencapai lebih dari 30 juta kaleng atau sebesar Rp.400 milyar. Karena takut mengalami kerugian, staff keuangan ini meminta agar pembagian GRATIS dihentikan, namun Presiden Direktur Akihiko Otsuka tetap bersikeras untuk melanjutkan pembagian POCARI SWEAT secara GRATIS sepanjang tahun ini. Yang penting adalah bukan keuntungan sekarang tapi masa depan, kalau sekarang menyebarkan benihnya pasti berbuah banyak dikemudian hari, demikian tekad Presiden Direktur Akihiko Otsuka kepada bawahannya. Satu tahun kemudian yaitu tahun 1981 penjualan POCARI SWEAT tetap seperti tahun sebelumnya. Musim hujan baru selesai dan musim panas untuk tahun kedua penjualan hampir tiba dan memang saat itu cuaca di Jepang terasa begitu panas. Tiba-tiba telpon di bagian kepala marketing Jiro Tanaka berdering, di salah satu toko pengecer stok POCARI SWEAT habis dan agar cepat-cepat mengirimkan POCARI SWEAT. Mengherankan, tiba-tiba POCARI SWEAT begitu laris secara drastis di musim panas tahun kedua penjualan. Ternyata konsep dan rasa telah dimengerti oleh para konsumen, sehingga terjadi kenaikan penjualan tahun fiskal, tahun 1980 sebesar Rp.900 Milyar dan tahun 1981terjadi kenaikan tiga kali lipat sebesar Rp.2,6 Triliun. Kini berkat kerja keras para karyawan dan keyakinan Presiden Direktur Akihiko Otsuka membuahkan hasil. Saat ini POCARI SWEAT sudah dijual di 16 negara termasuk Indonesia. Di Indonesia promosi minuman POCARI SWEAT diadakan saat puasa di bulan Ramadhan dan saat adanya wabah demam berdarah dengan mendatangi dan membagikan POCARI SWEAT ke rumah sakit.



Berdasarkan cerita sukses POCARI SWEAT dapat diambil kesimpulan:
  1. Seorang pengambil keputusan memang harus mempunyai kepekaan rasa, karena keputusan yang awalnya berdampak pahit namun dikemudian hari bisa berbuah manis, seperti yang dilakukan Presiden Direktur Akihiko Otsuka.
  2. Bekerja jangan setengah-setengah, kegagalan adalah sukses yang tertunda, seperti yang dilakukan Akihisa Takaichi walaupun gagal pada awal mulanya tapi karena terus mencoba dan berusaha akhirnya keberhasilan dan kesuksesan diperoleh.
  3. Jeli dalam melihat peluang adalah kunci sukses dalam bidang pemasaran, inilah yang dilakukan oleh tim marketing Otsuka Pharmaceutical.
History of Pocari Sweat (Full Video): http://youtu.be/Ye5iHnmz5XU

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar

Silahkan komen apa aja yang penting sopan dan jangan meninggalkan link apapun di dalam komentar anda. Terimakasih.

Suka artikel ini?